Selasa, 10 Maret 2015

Meyelaraskan Pemberdayaan dengan tujuan Pembangunan Lestari

Meyelaraskan Pemberdayaan dengan tujuan Pembangunan Lestari
Dalam beberapa waktu kedepan, kita akan disuguhkan dengan platform pembangunan global yang mungkin bagi sebagian orang terkesan muluk dan terlalu ambisius. platform yang pembicaraannya sudah diawali sejak 1980, dan diteruskan oleh sekelompok orang yang percaya bahwa pendekatan sektoral yang selama ini digunakan telah sampai pada masa pensiun. Dimana pendekatan sekotoral pembangunan yang banyak digunakan oleh negara berkembang dan maju ternyata banyak menyisakan masalah pelik, yang berdampak pada konsekuensi kerusakan lingkungan dan kehidupan disekitarnya jika diteruskan konsekuensi penurunan kualitas ekonomi yang tadinya diharapkan menjadi jawaban dari aksi dan iteraksi yang dibuat malah semakin jauh. Ya, benar sekali pendekatan yang percaya bahwa lingkungan, sosial dan ekonomi sejatinya diukur dari interalisi ketiganya dalam menentukan sebuah kualitas yang terpadu dalam manfaat dan minim secara dampak. Lalu idiologi seperti apa yang menjadi keyakinan dari konsep ini, jika dilihat dari kacamata tanggungjawab, maka penulis menyebutnya tanggungjawab yang berat, dikarenakan ada kewajiban dari generasi sa'at ini memberikan jaminan pada generasi yang akan datang untuk menikmati keadaan, dan jasa lingkungan maupun sosial seperti yang dinikmati oleh generasi sekarang. Beberapa tokoh dan organisasi yang mengembangkan paradigma ilmu ini cenderung percaya bahwa dua hal sepert ekonomi dan sosial akan ta'at pada pendekatan lingkungan sebagai pintu masuk dari pendekatan penyelesaian masalah global ini. Tapi penulis sebagai pemula yang baru memahami konsep ini justru melihat bahwa lingkungan sebagai dimensi ruang dimana dia tidak dinamis malah menjadi tidak akan terkuatkan jika faktor dinamis yang ada sebagai pengisinya yaitu manusia sebagai pelaku sosial-ekonomi tidak mempertimbangkannya sebagai unsur penting untuk dilindungi. Sehingga konsep Sustainable Development atau dalam bahasa Indonesia, Pembangunan lestari sejatinya mesti hidup dahulu didalam kerangka pikir setiap manusia, bukan hidup diluar dimensi pikir yang empiris. Tahapan ini adalah tahapan mewujudkan konsep, paradigma dan pendekatan ini sebagai cara menyelesaikan masalah global, kesadaran yang berimbang dan cara pandang yang jauh kedepan bicara tentang keberserahan manusia menerima bahwa sesungguhnya generasi hari ini berhutang pada generasi yang akan datang, sehingga sebagai subject yang bertanggungajawab memabayar hutang tersebut jika sampai pada waktunya. Dan ini adalah ide yang menjadi dasar dari upaya pemberdayaan yang diturunkan dalam praktik-praktik yang nyata.  
Posted by: Konsultan Pemberdayaan Konsultan Manajemen Updated at : 21.19

Tidak ada komentar:

Posting Komentar