Dari pengamatan Penulis beberapa tahun terakhir, sulit ternyata mendapatkan dukungan masyarakat bagi perusahaan tambang, sehigga sering kita mendengar konflik kepentingan antar pihak, demonstrasi sampai dengan tindakkan anarkis. Aksi-aksi yang sejatinya tidak saja merugikan pihak perusahaan akan tetapi juga pihak masyarakat, dimana keresahan serta ketidaknyamanan terus berlanjut sehingga menciderai semua lini kehidupan. Jikalau, salah satu pihak akhirnya sulit menahan diri, bukan hanya korban material yang terjadi, akan tetapi juga korban jiwa juga bisa berjatuhan. Nah, memahami tarik-ulur kepentingan ini, CSR sesungguhnya dapat menjadi jembatan merajut kepentingan perusahaan dengan masyarakat. Tapi kadang momentum waktunya justru tidak diperhitungkan dalam alur sampai kerangka kepentingan tambang. Secara teori, melaksanakan CSR sebelum melakukan eksplorasi menjadi alternatif mencari dukungan sosial-budaya, dengan berbagi visi dan misi kepada lingkungan sekitar. Kenapa ini menjadi tawaran menjembatani kepentingan, kalau kita pernah mengenal istilah trainee untuk pegawai baru di perusahaan, Penulis mencoba melihat ruang dan kesempatan ini dilakukan sebagai bentuk berbagi visi, dimana cara pandang atau kepentingan perusahaan bisa lebih awal diperkenalkan dan dibicarakan, juga ditempatkan dalam tatanan sosial kemasyarakatan sebagai rangkaian yang mesti dijalankan serta bentuk pengkondisian perusahaan. Lalu pertanyaannya adalah, apakah strategi mengawali start ini akan berhasil? tidak ada jawaban final dari ini semua, yang ada adalah, upaya mencoba serta terus mencoba, akan tetapi mendapat kesempatan lebih awal akan menjadi daya dorong untuk terciptanya ruang berbagi informasi-komunikasi yang lebih terbuka, terencana, dimana idealnya dijadikan sebagai dasar untuk membangun tolak ukur sebuah relasi. Dalam tulisan ini penulis ingin mengatakan bahwa, CSR sejatinya bukanlah sebuah operasi perusahaan yang membuat perusahaan serta masyarakat menjadi jauh dari semangat manusia yang penuh dengan keharmonisan. Atau mengabaikan prinsip-prinsip sosial kemasyaraktan yang menujukan praktik-praktik individual yang mengarah pada terpenuhinya kepentingan pragmatis. Tapi CSR sejatinya digunakan sebagai bentuk atau media membangun relasi dengan masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat untuk kemaslahatan bersama. Bersama disini tidak dibatasi pada Perusahaan ke masyarakat sekitar dan mungkin saja bisa memberikan dampak lebih luas pada masyarakat pengguna. Sehingga dukungan yang diharapkan lahir dari sebuah relasi serta ketulusan yang menjadi landasan dari relasi institusi untuk individu. (Google+)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar