Dalam perjalanan pendampingan sejak tahun 1998, yang diawali dari pemenuhan kewajiban unutk menyelesaikan studi disebuah madrash berbasis pesantren. Penulis mendapatkan sebuah pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan dan terbawa dalam setiap gerak langkah yang menjadi perhatian dan consern penulis sa'at ini. Tepatnya Juni 1998, Mungkal Datar sebagai sebuah desa yang terletak dibawah wilayah administrasi kabupaten kuningan pada waktu itu, telah banyak juga berinteraksi dengan masyarakat kota. daerah ini memang daerah pedesaan, akan tetapidari tradisi keluarga yang masih merantau keluar dari desa dengan tujuan berdagang maupun mencari nafkah telah ada. Kami sebagai sebuah tim yang berjumlah sekitar 8 orang, bertempat tinggal dirumah kepala dusun pada waktu itu melakukan bakti keilmuan lebih kurang selama 1 bulan. Bakti keilmuan yang menyasar para anak-anak, remaja dan orang tua ini secara regular terpusat di mushola dusun. Mulai dari prosess perencanaan kerja, operasi dan pelaporan serta perpisahan. Dari pengalaman yang sedikit ini penulis melihat bahwa sesungguhnya potensi dari pemahaman religius dapat membuka kesempatan kemandirian bagi banyak pihak jika kita para pekerja pemberdayaan mendapat kesempatan untuk memberikan sedikit energi kita dalam upaya pembangunan. Apalagi dengan kondisi masyarakat dunia yang sesungguhnya memiliki semangat keagamaan yang kental.(Google+)
Baca Juga: Kemandirian Masyarakat Mekanisme Kompensasi
Sumber foto: Konsultan Pemberdayaan
Baca Juga: Kemandirian Masyarakat Mekanisme Kompensasi
Sumber foto: Konsultan Pemberdayaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar