Senin, 07 Juli 2014

Pelatihan Manajemen Risiko

Urgensi Manajemen Risiko
Dalam situasi tenang sering kita lupa bahwa, berbagai risiko sesungguhnya membayangi setiap aktivitas kita, belajar dari pengalaman penulis mendampingi kelompok masyarakat Jorong sasak ranah pasisie di Pasaman Barat, atau Nagari Batu bajanjang, Solok. Penulis melihat macam ragam pendekatan manajemen yang digunakan tapi sering dalam perjalannya tatakelola yang baik sebagai terget keluaran program pendampingan tersebut tidak menghitung tingkat risiko. Sebagaimana para pelaku manajemen ditingkat lapangan dan level manajerial sendiri sering lalai dan salah pengertian tentang penting dan perlunya mengukur risiko terdampak dari sebuah ancaman. Hal ini muncul ditenggarai dari prilaku yang tidak disiplin pada sebuah perencanaan, baik pada level teknis maupun manajemen.  Risiko semestinya dipandang sebagai sebuah strategi mengurangi dampak buruk jika suatu kegagalan atau kesalahan terjadi. Tapi rencana pengelolaan risiko hanya akan menjadi dokument penghias lemari arsip atau cerita menarik yang ditularkan dari mulut ke mulut tapi tidak menjadi rujukan prilaku yang layak dijalankan. Dari pengalaman lapangan penulis, kadang ada ke-engganan dari subjek manajemen risiko menajalankan simulasi yang bertujuan untuk menilai celah dan kekurangan dari sebuah rencana manajemen risiko. Kengganan yang muncul dari tidak awamnya hal ini berlaku ditambah dengan sistem kepercayaan yang mensyaratkan prasangka baik pada waktu dan keadaan. Nah, sejatinya sebagai pelaku manajemen hal seperti in agak terlupakan, karena sistem kepercayaan dianggap bukan bagian dari pendekatan dan perangkat manajemen aplikatif, tapi lebih sebagai kajian antropologi dan budaya yang jauh keterhubungannya dengan praktik-praktik manajemen. Adalah pengurangan risiko bencana bentuk lain dari pendekatan manajemen risiko dengan menggunakan bencana alam sebagai ancaman dan objek yang mempengaruhi tolak ukur risiko bisa digunakan sebagai contoh bagaimana variable kerentanan dan kapasitas digunakan sebagai landasan perencanaan yang kuat dengan unsur mitgasi maupn preventif. Menyambung diskusi kita pada sesi manajemen sebelumnya, tentang menggagas lembaga pelatihan manajemen, Pemberdaya Muda dengan model kewirausahaan sosialnya menjadi wadah praktik manajemen risiko dan media pembelajaran yang mewadahi kepentingan dan peluang keahlian perencanaan mendapatkan tempatnya untuk berkembang dan tidak lagi monoton sepeti yang biasa muncul dikepala kita tentang praktik manajemen. 
Sumber Foto: blog.unikom.ac.id
Posted by: Konsultan Pemberdayaan Konsultan Manajemen Updated at : 09.38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar