Jumat, 27 Juni 2014

Pemuda diantara Visi Capres

pemuda diantara visi calon presiden
Sebuah kegiatan yang menurut penulis belum banyak dan serius direspon oleh pemuda, baru saja selesai dilaksanakan oleh Pemberdaya Muda di UIN Syarif Hidayatullah didukung oleh  Indonesia beragam dan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Dalam kegiatan yang membicarakan bagaimana para calon presiden mensuratkan pandangan mereka terhadap pemuda kalau mereka mendapatkan kesempatan memimpin. Dari dokument visi dan misi calon presiden ini dapat diambil beberapa fakta yang menjadi referensi kita bersama. Pertama secara garis besar Visi dan Misi pasangan Prabowo dan Hatta tidak secara detail mengungkap apa dan bagaimana tahapan yang akan mereka lakukan untuk menarik pemuda sebagai pemeran utama dalam membangun Indonesia kedepan. Talk Show yang berlangsung lebih kurang empat jam ini melibatkan lima orang pembicara yang berasal dari latar belakang yang berbeda, antara lain Perwakilan Indonesia beragam, Ketua jurusan Pengembagan Masyarakat Islam dan tiga orang pengamat dari Fakultas Tarbiyah, Asean Youth Assembly dan Pengamat Politik. Secara substansi kegiatan ini mencoba mengulas satu persatu pandangan para capres yang dipresentasikan secara detail oleh Sekretaris Jenderal Pemberdaya Muda, saudari Sri Rahmayani. 50 orang peserta setidaknya menghadiri acara yang yang terbilang langka di kalangan mahasiswa UIN ini. Tapi refleksi pagi ini penulus ingin menyoroti diskusi pendek dengan ketua jurusan PMI Uin Syarif Hidayatullah, tentang "bahwa mahasiswa zaman sekarang lebih mempunyai perhatian pada budaya pop, sementara budaya diskusi dan pembelajaran yang melibatkan upaya pengulasan, pemikiran dan aksi sudah banyak ditinggalkan". Nah, lalu apa yang akan terjadi jika para calon presiden ini benar-benar menjadi presiden sementara para pemuda atau  mahasiswa UIN khususnya lebih banyak terjebak dalam kerangka berpikir dan prilaku yang hedonis dan tidak sejalan dengan apa yang divisikan oleh pada calon presiden. Bisa kita bayangkan kondisi yang akan terjadi, bertentangan dengan perencanaan dan visi, versi aktivitas berbasis musik, nonton film terbaru dan traveling menjadi pilihan kegiatan yang lebih disukai oleh para mahasiswa ini. Mungkin dari pandangan pemuda dan mahasiswa ini tidak penting, tidak penting siapa yang akan memimpin negara ini kedepan, yang penting adalah akses yang didapat sekarang tetap bisa dinikmati. Begini padangan Penulis, melalu ilustrasi kecil tentang kebebasan menikmati musik dan menonton film terbaru pada sa'at ini bisa dinikmati karena pengorbanan para pejuang reformasi. Sehingga jika logika terbaliknya kita jalankan adalah, jikalau presiden terpilih tidak lagi memiliki semangat yang sama dengan perjuangan reformasi maka besar kemungkinan mendengar musik atau nontoh film dan travel tidak lagi bisa dinikmati, Nah saran terbaik Penulis, aktif mengikuti gaya hidup boleh saja, tapi menjaga kebebasan menikamati semua akses ini juga penting. Menjadi pelupa pada sejarah masa lalu hanya akan merugikan masa depan kita. Selain itu, bagaimana Pemuda khususnya mahasiswa UIN akan menempatakan diri dalam kerangka visi para Capres jika mereka terpilih.(Google+)   
Sumber Foto: Konsultan Pembedayaan
Posted by: Konsultan Pemberdayaan Konsultan Manajemen Updated at : 09.26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar