Selasa, 10 Juni 2014

Mendengarkan "Demokrasi dan Kebhinekaan"

mendengarkan demokrasi dan kebhinekaan
Debat kandidat malam tadi menunjukan bagaimana demokrasi Indonesia sa'at ini, ada jawaban yang benar-benar ditunggu, sejalan dengan pertanyaan yang juga benar-benar ditunggu. Pagi yang indah ini penulis ingin menyampaikan bagaimana jawaban dua kandidat pasangan calon presiden Indonesia ini berlomba-lomba menjelaskan bagaiaman mereka berkontribusi pada keberagaman. Calon presiden Nomor 1 yaitu Prabowo dan Hatta, menyampaikan bahwa ketika pencalonan Jokowi dan Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta begitu banyak yang menentang, tapi "saya lah yang paling keras mempertahankan". Begitu juga dengan pasangan calon Jokowi dah Yusuf Kalla, ketika kasus lurah Susan, "saya sebagai gurbenur mengatakan tidak ada yang bisa merubah keputusan ini karena tidak bertentangan dengan undang-undang serta tidak terjadi pelanggaran hukum, sehingga hak lurah Susan tidak bisa digangugugat". Jika diperhatikan sekilas, kedua pasangan calon bisa saling mengerti tentang konsep keberagaman, sehingga sejatinya penulis melihat ini sebauh langkah besar bagi bangsa ini mendudukan kembali konsep kebhinekaan. Penulis sadar betul, pada tingkat pengambil keputusan atau pada tingkat pasangan calon presiden mungkin hal ini sudah selesai, tapi yang jadi pertanyaan adalah apakah ini selesai pada tingkat pendukung mereka. selain para pasangan calon ini sejatinya mesti benar-benar menjalankan cara-cara demokratis yang merakyat yaitu mendengarkan. Nah, kembali pada semangat mendukung serta mengangkat keberagaman melalui mendengarkan dan mendialogkan, Penulis memiliki satu referensi yang mesti dibaca oleh semua orang dan juga cocok bagi profesional pemberdaya, sebuah karya sastra dari Bung Anick H.T, dalam judul Kuburlah Kami hidup-hidup, karya prosa dengan teknik penulisan puisi. Rangkaian pengalaman yang diceritakan dengan apik dan kotekstual berkaca dari kenyataan yang masyarakat Indonesia hadapi selama lebih dari 30 tahun terakhir. Bagaimana perjuagan mendapatkan hak dan pengakuan dari bangsa ini dan keyakinan akan identitas bangsa yang pada masa-masa awal berdirinya medeklarasikan atas konsep pengakuan pada keberagaman dan hak perdata semua anggota masyarakat. lalu, kenapa buku ini penting, karena bentuk refleksi dan gaya penulisan prosa yang apik membicarakan keberagaman dan kebhinekaan, selain juga memiliki kekuatan perlawanan yang tersirat dari setiap bait kepada penguasa yang mengabaikan anak bangsa, siap memberikan arah akan kegelisahan terhadap masa depan Indonesia.(Google+)   
Posted by: Konsultan Pemberdayaan Konsultan Manajemen Updated at : 08.41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar