Hari Pendidikan Nasional: Antara Ritual dan Arah Pemberdayaan

Setelah satu hari sebelumnya perhatian kita disita oleh hari buruh, hari keduanya, Nasionalisme kita juga digelitik oleh Hari Pendidikan Nasional yang merupakan hari besar baik secara ide maupun secara praktik. Dimana pendidikan samapi sa'at ini masihjadi prioritas utama yang diyakini akan menjawab kekacauan sosial politik di Indonesia. Selain itu, Hari pendidikan nasional merupakan hari dimana banyaka orang di Indonesia berpikir tentang hak dasar Individu maupun masayarakat sebagai warga negara yang dijamin oleh UUD 45. Kesmpatan refleksi ini, dimana kita di ingatkan tentang kwalitas manusia Indonesiayang diharapkan mampu "Menjadi Manusia Merdeka" dengan pendidikan yang lebih baik dan kwalitas manusia yang memang layak disebut berdaya. Beberapa kalangan begitu percaya bahwa, Indonesia sa'at ini hanya memerdekakan segilintir orang elit yang hidup pada level yang sangat tidak menyentuh bumi. Kalangan lain, juga bicara bahwa kemerdekaan dengan kwalitas pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada kondisi perekonomian yang lebih baik dan juga dipercaya memberikan kesempatan kepada manusia Indonesia unutuk mendapatkan kwalitas hidup yang lebih baik. Tapi menafsirkan apa yang coba disampaikan oleh seorang Pahlawan Nasional "Ki Hajar Dewantara", Pendidikan akan memerdekakan (memberikan keberdayaan) Individu dari ketidaktahuan yang membimbing kepada nilai hidup yang lebih baik. Pertanyaanya, hari pendidikan Nasional kali ini apakah hanya sebagai sebuah ritual yang mesti dikenang sepanjang masa, dan tanpa dampak perubahan yang memerdekakan/memberdayakan manusia Indonesia dengan memberikan kesempatan pendidikan gratis pada semua level dan bagi semua orang? tanpa harus membedakan antara yang tinggal dikota atau didesa. Artinya akses terhadap pendidikan juga dimiliki oleh seluruh anak bangsa ditimur dan dibarat Indonesia.(Google+)
Baca Juga: Aplikasi Manajemen Proyek dalam Pemberdayaan
Sumber Foto: http://amriawan.blogspot.com