Pengalaman berapa teman yang memasuki masa pensiun, berdampak pada kehadiran sosial mereka, menghilang dari peredaran sosial mereka karena memutuskan untuk kembali ke rumah dan menikmati masa pensiun yang seakan bakal membebaskan seorang individu dari rutinitas dan beban hidup. Tapi sebaliknya, dampak dari perasaan pensiun justru menutup peluang besar untuk berkarya bagi seseorang karena salah paham dalam mengkerangkai konsep pensiun tersebut. Tulisan pagi ini, merupakan refleksi dari satu proyek pendampingan yang dilakukan oleh konsultan pemberdayaan selama 4 tahun terakhi r, yang berdampak positif pada individu paska pensiun dengan mencapai puncak karir mereka justru diluar pekerjaan yang telah memberhentikan mereka karena alasan masa pensiun. Konsultan Pemberdayaan dalam masa inkubasi beremu dengan beragam klien yang memiliki latar belakang yang berbeda, salah satunya adalah para pensiunan yang merasa diarahkan pada kondisi ketidaktentuan yang melemahkan, kondisi yang dimana produktifiatas mereka diserang secara psikologis yang dimana lingkungan sosial mengkondisikan mereka sebagai kelompok yang tidak produktif. Secara sosial, pelakuan ini dibentuk dari struktur norma dan hukum yang mempertegas masa umur pakai seseorang, dan masa umur pakai itu di setarakan dengan masa umur pakai sebuah barang. Tapi pertanyaan yang muncul selanjutnya yang perlu kita klarifikasi adalah apakah konsep dari masa umur pakai ini berlaku sama sepertu masa umur pakai barang, terutama dengan pengalaman dan list dari masalah dalam pekerjaan yang mereka hadapi, selain keahlian yang selama bertahun-tahun mereka latih dan dalami. Sehingga ketika memasuki masa pensiun maka semua list tersebut tidak memiliki dayaguna dan manfa'at yang relevan dengan kondisi paska pensiun. Ada beberapa istilah yang sering kita dengar dari kalangan para pensiunan yaitu "post power syndrome". Istilah yang sebenarnya tidak saja menyerang para pensiunan tapi hampir semua orang yang pernah berkuasa dalam bentuk apapun. Kuasa tidak selalu dalam konteks birokrasi, bisa juga kuasa pada pengaruh sosial. Nah, ini menjadi catatan bagi pengalaman kami, sebelum memutuskan untuk menekuni satu usaha atau bisnis setelah pensiun, ada baiknya, membangun kesadaran diri bagi para pensiun bahwa kondisi real setelah pensiun tidak lah berbeda dengan sebelum pensiun, karena semua itu akan kembali pada yang punya diri menetapkan persepsi kediriannya, lalu memutuskan untuk menjadi lebih produktif dibanding sebelum pensiun. Dan yang pasti, menggunakan list pengalaman dan aset jaringannya sebagai basis memilih jenis usaha sebagai bagian tidak terpisah dari potensi bisnis yang akan diekmbangkan.
Baca juga:"Berdaya" Refleksi Sebuah cara Pikir
Sumber foto:brighterlife.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar